-->

Ejaan dan Tanda Baca dalam Penulisan Karya Ilmiah

Teknik dan cara penulisan ejaan serta tanda baca dalam penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi) terlengkap.

Ditulis oleh: Ide Proposal Skripsi
--- Ads 1 ---
--- Ads 2 ---
--- Ads 3 ---
Ejaan adalah aturan mengenai cara penulisan kata, tanda baca, dan huruf. Ejaan adalah ketentuan yang harus diterapkan oleh penulis demi keseragaman dan keteraturan bentuk bahasa tulis. Keseragaman dan keteraturan bentuk tersebut akan berimplikasi pada kejelasan dan ketepatan makna. Ejaan yang berlaku pada saat ini yaitu EYD (ejaan yang disempurnakan).

Ejaan dan tanda baca dalam penulisan karya ilmiah, khususnya skripsi, tesis, dan disertasi harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD). Pada bidang kajian khusus, bisa menggunakan bahasa daerah ataupun bahasa asing, misalnya pada program studi sastra Inggris yang menggunakan bahasa Inggris dan program studi bahasa daerah yang memakai bahasa daerah.

Istilah yang digunakan pada skripsi, tesis, maupun disertasi yaitu istilah bahasa Indonesia atau istilah yang telah di-Indonesiakan. Jika terpaksa harus menggunakan bahasa asing atau daerah, cara penulisaanya dengan dicetak miring. Bagi program studi yang menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia, penulisannya disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

Readmore:

Beberapa Ejaan dan Tanda Baca dalam Penulisan Karya Ilmiah:


Penulisan Tanda Baca Titik, Koma, Titik Koma, dan Titik Dua

Tanda titik, dalam pemakaiannya terdapat 3 ketentuan yaitu:
Penggunaan titik di akhir kalimat yang bukan pertanyaan dan seruan, contoh:
Paman pergi ke Jakarta esok hari.
Penggunaan tanda titik pada singkatan nama seseorang, contoh:
H.O.S. Cokroaminoto
Penggunaan tanda titik pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan, contoh:
Prof. Andi Malarangeng, S.H.
Tanda koma, dipakai pada:
Diantara unsur-unsur suatu perincian, contoh:
Kelompok satu terdiri dari Damar, Jupri, dan Malik.
Untuk memisahkan unsur kalimat setara yang merupakan bagian dari kalimat setara lain yang didahului kata hubung seperti melainkan dan tetapi, contoh:
Saya ingin hadir, tetapi tidak diundang.
Memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat, contoh:
Karena tidak sehat, dia tidak jadi datang.
Digunakan di belakang ungkapan atau kata penghubung antarkalimat yang berada pada awal kalimat seperti jadi, akan tetapi, oleh karena itu, maka, dan sebagainya. Contoh:
Maka, kita harus selalu membersihkan lingkungan.
Digunakan di antara nama dan gelar akademik serta untuk membedakan gelar akademik dari singkatan nama atau marga. Contoh:
Dr. Ahmad Misbah, S.H.
Tanda titik koma, digunakan untuk memisahkan bagian kalimat setara, contoh:
Hari telah larut malam; Malik belum juga pulang.
Tanda titik dua, dipakai pada:
Akhir pernyataan jika diikuti rangkaian, contoh:
Bapak menyuruh Malik membeli barang-barang seperti: kayu, paku, dan triplek.
Setelah kata yang memerlukan pemerian, contoh:
Ketua: Abdul Aziz.

Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring

Huruf kapital (besar), digunakan pada:
Huruf pertama yang berada di awal kalimat, contoh:
Pada satu proses ...
Huruf pertama pada petikan langsung, contoh:
Malik bertanya, "Nama Anda siapa?"
Huruf pertama pada nama gelar kehormatan, keagamaan, dan keturunan yang diikuti oleh nama seseorang, contoh: Sultan Hasanudin dan Haji Agus Salim.
Huruf pertama nama pangkat dan nama jabatan yang diikuti oleh nama seseorang atau pengganti nama seseorang dan nama instansi atau tempat. Contoh: Gubernur DKI Jakarta, dan Profesor Doktor Kardiyanto.
Huruf pertama pada unsur-unsur nama seseorang, contoh: Wage Rudolf Supratman.
Huruf pertama nama bahasa, nama bangsa, dan suku bangsa. Contoh: suku Batak, bangsa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Huruf pertama pada nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa sejarah. Contoh: tahun Hijriah, bulan April, hari Jumat, dan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Huruf pertama nama geografi. Contoh: Asia Tenggara, Gunung Merapi, Selat Malaka, dan Teluk Jakarta.
Huruf pertama pada unsur nama suatu negara, nama dokumen resmi, dan nama lembaga pemerintahan. Contoh: Republik Indonesia, Departemen Perwakilan Rakyat, dan Departeman Pendidikan Nasional.
Huruf pertama pada nama buku, surat kabar, majalah, dan judul karangan kecuali kata penghubung. Contoh: Bukunya berjudul Daun-Daun Pohon Kapas.
Huruf pertama pada unsur singkatan nama pangkat, gelar, dan sapaan. Contoh: Dr., Prof., dan Sdr.
Huruf pertama pada kata kekerabatan seperti ibu, kakak, bapak, adik, dan saudara yang digunakan sebagai kata ganti, kata sebutan, atau kata sapaan. Contoh:
Besok Paman akan pulang.
Huruf pertama pada kata ganti Anda. Contoh:
Apakah Anda telah makan?
Huruf miring, digunakan pada:
Penulisan nama majalah, nama surat kabar, dan nama buku yang dikutip ke suatu tulisan. Contoh:
Bukunya berjudul Daun-Daun Pohon Kapas.
Penulisan ungkapan asing dan kata ilmiah yang ejaannya belum sesuai EYD. Contoh:
Politik cultuur stelsel pernah menyengsarakan bangsa kita.
Penulisan kata yang belum baku. Contoh:
Kamu jangan neko-neko.
Penulisan kata yang dianggap penting di suatu teks. Contoh:
Mereka bukan menipu, tetapi ditipu.

Penulisan Kata Dasar, Kata Turunan, Kata Ulang, Kata Depan, Kata Ganti, dan Partikel

Kata dasar
Kata dasar ditulis satu kesatuan. Contoh:
Tas ini tas baru.
Ruangan itu penuh sesak.
Murid sedang makan buah.
Kata turunan
Kata turunan merupakan kata dasar yang sudah mendapatkan imbuhan baik awalan, sisipan, ataupun akhiran. Contoh: melipatgandakan, memberitahukan, berwisata, pascasarjana, dasawarsa, dan sebagainya.
Kata ulang
Bentuk kata ulang harus ditulis lengkap dengan kata hubung. Contoh: pura-pura, mondar-mandir, undang undang, sayur-mayur, kupu-kupu, dan sebagainya.
Kata depan
Kata depan di, dari, dan ke ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada kata yang merupakan satu kesatuan seperti daripada dan kepada. Contoh:
Paman pergi ke Jakarta.
Ibu datang dari Jakarta.
Ayah tiba di Malaysia.
Kata ganti
Kata ganti kau dan ku ditulis serangkai bersama dengan kata yang mengikutinya. Kata ganti –mu, –nya, dan –ku ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh:
Bukumu dan bukuku tertinggal di sekolah.
Partikel
Partikel –kah, –tah, dan –lah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya kecuali pada kata yang merupakan satu kesatuan seperti adapun, meskipun, maupun, biarpun, bagaimanapun, dan kalaupun. Contoh:
Marilah kita pergi ke sekolah.
Siapakah yang akan kalah dalam pertandingan ini?
Saya pun tidak mengetahui sindikat tersebut.

Note: Masing-masing universitas mungkin menggunakan pedoman yang sedikit berbeda, lihat buku panduan penulisan karya ilmiah masing-masing universitas agar sesuai dengan ketentuan universitas.