--- Ads 1 ---
--- Ads 2 ---
--- Ads 3 ---
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan nonformal yang tersebar di seluruh Indonesia. Di mana pondok pesantren ada di tengah masyarakat. Pondok pesantren mempunyai ciri khas yang berbeda tergantung bagaimana leadershipnya serta metode yang diimplementasikan dalam pembelajarannya. Bersamaan dengan berkembangnya zaman, tak sedikit pesantren yang menguji menyesuaikan serta bersedia menerima suatu transformasi, namun tak sedikit juga pesantren yang mempunyai sikap menutup diri akan segala transformasi serta pengaruh perkembangan zaman serta cenderung mempertahankan yang menjadi keyakinan serta sebagai bukti eksistensinya.
Dalam beberapa tahun ini, tradisi dalam pesantren sudah bertransformasi dengan beraneka ragam variasi. Salah satu variasi tersebut ialah adanya pesantren masuk kampus yang lebih dikenal dengan sebutan ma'had mahasiswa. Hal tersebut muncul dari kesadaran bahwa sistem pendidikan di pesantren dianggap lebih efektif dalam menanamkan nilai agama. Mahasiswa perguruan tinggi pun, yang nantinya menjadi ilmuwan dirasa perlu mempunyai bekal ilmu agama.
Model pendidikan yang akan menggabungkan tradisi perguruan tinggi serta tradisi pesantren dimunculkan, serta diharapkan dapat melahirkan lulusan yang bisa memahami ilmu modern secara baik. Lembaga pendidikan Islam bisa melahirkan lulusan yang bisa tumbuh menjadi ulama berintelek atau intelek beragama seperti cita-cita pendiri perguruan tinggi Islam di Indonesia dahulu. Lulusannya diharapkan mempunyai dua keterampilan yang seimbang, yakni keagamaan serta keilmuan profesional.
Adapun ma'had mahasiswa adalah lembaga non-struktural sebagai sarana pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang akademik dan sebagai unsur penunjang pendidikan. Meski demikian, program ini tak memberikan suatu gelar akademik secara spesifik, tetapi program yang disebut mahad ini ditujukan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, kondusif, interaktif, serta proaktif untuk mengembangkan potensinya dalam bidang bahasa Arab serta Inggris. Cara ini dinilai efektif untuk menumbuhkan rasa bangga, sehingga menguasai bahasa secara aktif ataupun pasif.
Keterampilan bahasa asing ini diharapkan mampu menjadi bekal dalam bergaul serta bersosialisasi, utamanya yang memanfaatkan bahasa Arab serta Inggris, baik tingkat regional, lokal, nasional, ataupun internasional. Dengan bekal keterampilan bahasa tersebut, mereka akan bisa berkarya dalam mencatat, baik berupa jurnal, buku, ataupun berbagai artikel.
Program tersebut perlu dipandang secara esensial serta substansial. Hakikatnya, pembelajaran bahasa Arab meliputi empat kemahiran berbahasa yakni pembelajaran untuk berkomunikasi lewat bahasa tersebut. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa Arab ditujukan untuk meningkatkan keterampilan komunikatif berbagai konteks komunikasi. Keterampilan yang dikembangkan ialah daya tangkap, peran, makna, menilai, daya tafsir, serta mengekspresikan diri lewat pemakaian bahasa.
Dalam beberapa tahun ini, tradisi dalam pesantren sudah bertransformasi dengan beraneka ragam variasi. Salah satu variasi tersebut ialah adanya pesantren masuk kampus yang lebih dikenal dengan sebutan ma'had mahasiswa. Hal tersebut muncul dari kesadaran bahwa sistem pendidikan di pesantren dianggap lebih efektif dalam menanamkan nilai agama. Mahasiswa perguruan tinggi pun, yang nantinya menjadi ilmuwan dirasa perlu mempunyai bekal ilmu agama.
Model pendidikan yang akan menggabungkan tradisi perguruan tinggi serta tradisi pesantren dimunculkan, serta diharapkan dapat melahirkan lulusan yang bisa memahami ilmu modern secara baik. Lembaga pendidikan Islam bisa melahirkan lulusan yang bisa tumbuh menjadi ulama berintelek atau intelek beragama seperti cita-cita pendiri perguruan tinggi Islam di Indonesia dahulu. Lulusannya diharapkan mempunyai dua keterampilan yang seimbang, yakni keagamaan serta keilmuan profesional.
Readmore:
Adapun ma'had mahasiswa adalah lembaga non-struktural sebagai sarana pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang akademik dan sebagai unsur penunjang pendidikan. Meski demikian, program ini tak memberikan suatu gelar akademik secara spesifik, tetapi program yang disebut mahad ini ditujukan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, kondusif, interaktif, serta proaktif untuk mengembangkan potensinya dalam bidang bahasa Arab serta Inggris. Cara ini dinilai efektif untuk menumbuhkan rasa bangga, sehingga menguasai bahasa secara aktif ataupun pasif.
Keterampilan bahasa asing ini diharapkan mampu menjadi bekal dalam bergaul serta bersosialisasi, utamanya yang memanfaatkan bahasa Arab serta Inggris, baik tingkat regional, lokal, nasional, ataupun internasional. Dengan bekal keterampilan bahasa tersebut, mereka akan bisa berkarya dalam mencatat, baik berupa jurnal, buku, ataupun berbagai artikel.
Program tersebut perlu dipandang secara esensial serta substansial. Hakikatnya, pembelajaran bahasa Arab meliputi empat kemahiran berbahasa yakni pembelajaran untuk berkomunikasi lewat bahasa tersebut. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa Arab ditujukan untuk meningkatkan keterampilan komunikatif berbagai konteks komunikasi. Keterampilan yang dikembangkan ialah daya tangkap, peran, makna, menilai, daya tafsir, serta mengekspresikan diri lewat pemakaian bahasa.
Rumusan Masalah:
- Bagaimana sintaks pembelajaran bahasa Arab di ma’had mahasiswa?
- Bagaimana sistem sosial pembelajaran bahasa Arab di ma’had tersebut?
- Bagaimana prinsip reaksi pembelajaran bahasa Arab di ma’had tersebut?
- Bagaimana sistem pendukung pembelajaran bahasa Arab di ma’had tersebut?
Tujuan Penelitian:
- Mengetahui sintaks dalam model pembelajaran bahasa Arab di Ma’had mahasiswa.
- Mengetahui system social dalam model pembelajaran bahasa Arab di ma’had tersebut.
- Mengetahui prinsip reaksi model pembelajaran bahasa Arab di ma’had tersebut.
- Mengetahui sistem pendukung model pembelajaran bahasa Arab di ma’had tersebut.
